Pelayanan Primer Posyandu CoE Desa Nitikan Menjadi Pilot Projek ILP Perdana di Magetan

0
175
Launching Perdana Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer ILP Puskesmas Sumberagung dan CoE Posyandu Nitikan
Launching Perdana Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer ILP Puskesmas Sumberagung dan CoE Posyandu Nitikan

MAGETAN | SARANAWARTA.COM – Pemkab Magetan melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Magetan melaunching Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer (ILP) Puskesmas Sumberagung dan Posyandu CoE (Center of Excellence) “Merpati Emas” Desa Nitikan Kecamatan Plaosan sebagai Pilot Projek di Kabupaten Magetan.

Launching ILP perdana ini, ditandai dengan pemotongan tali pita dan pelepasan burung merpati oleh Pj Bupati didampingi Ketua Tim Pengerak PKK Kabupaten Magetan bersama Kadinkes serta Camat dan Kepala Puskesmas. Juga turut hadir seluruh Kepala Puskesmas Se-kabupaten Magetan dan Kepala Desa/Kelurahan Se-kecamatan Plaosan di Balai Desa Nitikan yang di gelar pada Senin (13/05/2024).

screenshot 20240515 1931332
Pemotongan Tali Pita oleh Pj Bubapti Magetan Hergunadi

Dipaparkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan dr Rohmat Hidayat, pelayanan kesehatan primer merupakan salah satu pilar transformasi kesehatan yang di fokuskan pada pemenuhan kebutuhan kesehatan berdasarkan siklus hidup yang mudah diakses dan terjangkau sampai ketingkat masyarakat keluarga dan individu.

Penerapan pelayanan kesehatan primer perlu diselenggarakan secara terintegrasi puskesmas jejaring dan jaringan pelayanan kesehatan primer untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan disetiap fase kehidupan.

“Sehingga diperlukan strategi yang dapat memunculkan migrasi pelayanan kesehatan primer,” papar dr Rohmat Hidayat.

Dalam persiapan implementasi integrasi pelayanan kesehatan primer di Kabupaten Magetan telah dilaksanakan beberapa kegiatan, diantaranya workshop implementasi integrasi pelayanan kesehatan primer bagi kepala puskesmas, petugas di puskesmas pembantu dan petugas di ponkesdes.

Juga melakukan pelatihan bagi kader Center Of Excellence dengan 25 ketrampilan dasar perwakilan dari 22 puskesmas.Serta penetapan regulasi tentang penunjukan UPTD Puskesmas Sumberagung sebagai pilot projek implementasi pelayanan kesehatan primer di kabupaten magetan fokus implementasi pelayanan kesehatan primer Th 2024.

“Dimana seluruh puskesmas akan mengimplementasikan ILP dengan fokus satu postu atau ponkesdes dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan sumberdaya yang ada,” imbuhnya.

Kegiatan yang lainya yakni, pembinaan dan uji coba posyandu CoE di 22 posyandu dan disetiap puskesmas satu posyandu.

img 20240513 wa0092
Photo Bersama Kader Puskesmas dan Posyandu

Selain itu melakukan pembinaan dan pemantauan kesiapan ILP di puskesmas Sumberagung dimana telah di ujicobakan implementasi ILP di puskesmas yang sudah dimulai bulan April 2024 dan telah mengembangkan pelaporan melalui sistem scrining terpadu ILP, serta telah diujicobakan posyandu centra CeO di Desa Nitikan Th 2024.

Dengan berbagai kegiatan yang telah dilakukan tersebut diharapkan dapat sebagai bekal implementasi di Kabupaten Magetan. Yang diawali dari Puskesmas Sumberagung sebagai pilot projeknya, sebagai gambaran dan strategi implementasi dalam pelayanan kesehatan primer.

Kadinkes Magetan, mendorong seluruh puskesmas di Kabupaten Magetan nantinya agar dapat mengimplementasikan integrasi pelayanan kesehatan primer dengan fokus satu puskesmas pembantu atau ponkesdes serta satu posyandu CoE.

Dengan adanya implementasi pelayanan kesehatan primer di Kabupaten Magetan diharapkan pemantauan nilai setempat dapat berjalan dengan optimal sehingga mampu meningkatkan capaian standard pelayanan minimal dan keluarga sehat di Kabupaten Magetan.

Dalam pelaksanaan ini seluruh kader dituntut untuk menguasai 25 kompetensi dasar. Sehingga dengan berjalanya ILP ini pelayanan kepada masyarakat bisa semakin didekatkan utamanya bisa melakukan kegiatan promotif dan preventif.

Lebih lanjut dijelaskan oleh dr Rohmat Hidayat, Integrasi pelayanan kesehatan primer bertujuan untuk memberikan layanan kepada masyarakat, yang dulunya posyandu itu terpecah pecah, seperti layanan untuk balita khusus untuk balita dan posyandu lansia khusus untuk para lansia.

“Namun sekarang ini pelayanannya dijadikan satu posyandu yakni Center Of Excellence dengan harapan posyandu nanti bagi yang mengantar pun juga bisa melakukan pemeriksaan dengan scrining kesehatan.” jelas dr Rohmat.

Ada 23 jenis scrining yang diperiksa dengan tujuan langkah preventif yakni pencegahan terhadap penyakit-penyakit utamanya penyakit yang berbiaya mahal penyakit penyebab kematian tinggi.

“Seperti penyakit kangker, jantung, struk, dan urologi, yang menjadi perhatian kita , yang pencegahannya harus dimulai dari awal.”

“Jadi sejak di posyandu harus dilakukan scrining, dengan harapan setelah diposyandu akan ada integrasi layanan di puskesmas Pustu dan puskesmas,” jelasnya.

screenshot 20240516 1752082

Untuk sekarang ini pemeriksaan basisnya jika datang di puskesmas ditanyakan keluhanya apa, namun ditanya ditanya umurnya berapa, sehingga akan diarahkan sesuai klaster-klaster berdasarkan usianya masing-masing.

Diklaster tersebut akan dilakukan scrining pemeriksaan kemudian layanan berikutnya. Semua ini harap dipahami untuk kepentingan masyarakat, karena scrining merupakan hal yang penting yang harus dilakukan.

Mainset harus kita rubah, Jangan ketika sakit baru datang namun mencegah itu lebih baik, agar bagi yang sehat tetap sehat dan jangan sampai sakit.

Jadi meskipun sehat dipersilahkan datang dengan melakukan pemeriksaan scrining untuk mengetahui dan mengantisipasi adanya penyakit tersebut.

Sementara itu, Pj Bupati Magetan, Hergunadi berharap, dengan adanya ILP tersebut tingkat kesehatan masyarakat akan semakin meningkat. Juga menekankan agar implementasi dari ILP layanan kesehatan primer ini segera disosialisasikan dan disampaikan kepada seluruh warga masyarakat.

Layanan kesehatan ini bisa bekerjasama dan kolaborasi dengan pihak PPKB dan PA juga Dinsos, sehingga bisa disosialisasikan akan pentingnya menyiapkan kesehatan dengan menscrening kepada anak anak kita sebelum menjalani pernikahan atau sebelum mempunyai anak, sehingga saat melahirkan nantinya akan mendapatkan generasi yang sehat, dan terjadinya stunting dapat dihindari.

“Integrasi pelayanan kesehatan primer ini untuk bisa diaplikasikan kepada seluruh masyarakat sehingga dapat mengurangi resiko-resiko adanya penyakit yang tidak diinginkan dan kesehatanya pun dapat terjaga,” tutupnya.(Yul/Red)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini